Beranda » Artikel » Penjelasan Kaidah Kebahasaan Biografi yang Wajib Diketahui Penulis

Penjelasan Kaidah Kebahasaan Biografi yang Wajib Diketahui Penulis

Kaidah kebahasaan dalam penulisan biografi adalah unsur penting yang harus dipahami untuk menghasilkan tulisan yang informatif, jelas, dan menarik. Dengan memahami kaidah ini, penulis dapat menyampaikan perjalanan hidup seorang tokoh secara efektif, sehingga pesan moral dan nilai-nilai inspiratif tersampaikan kepada pembaca.

Kaidah Kebahasaan dalam Penulisan Biografi

  1. Menggunakan Kata Kerja Tindakan (Action Verbs)
    Biografi berisi cerita tentang tindakan atau pencapaian tokoh, sehingga banyak menggunakan kata kerja tindakan seperti menciptakan, meneliti, menginspirasi, atau memimpin. Contohnya:

“Kartini memperjuangkan hak pendidikan bagi kaum perempuan.”

  1. Menggunakan Kata Keterangan Waktu dan Tempat
    Penulisan biografi membutuhkan kronologi yang jelas. Kata keterangan waktu seperti pada tahun 1945 atau ketika masih kecil memberikan konteks yang lebih spesifik. Contohnya:

“Soekarno lahir pada 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur.”

  1. Banyak Menggunakan Kalimat Deklaratif
    Kalimat deklaratif menyampaikan informasi atau fakta tanpa melibatkan opini subjektif. Hal ini menjaga objektivitas cerita. Contohnya:

“BJ Habibie menyelesaikan studinya di Jerman dan menjadi insinyur pesawat terbang.”

  1. Menggunakan Konjungsi atau Kata Hubung
    Konjungsi digunakan untuk menghubungkan peristiwa-peristiwa dalam alur cerita, baik konjungsi waktu seperti kemudian dan setelah itu maupun konjungsi sebab-akibat seperti karena dan sehingga. Contohnya:

“Setelah lulus sekolah dasar, ia melanjutkan pendidikan ke Belanda untuk belajar hukum.”

  1. Menggunakan Kata Ganti Orang Ketiga
    Sebagian besar biografi menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia atau mereka untuk menceritakan tokoh yang dibahas. Contohnya:

“Ia dikenal sebagai pahlawan pendidikan karena dedikasinya terhadap dunia pendidikan.”

  1. Memakai Kata Sifat untuk Menggambarkan Tokoh
    Kata sifat seperti berani, bijaksana, atau gigih sering digunakan untuk menggambarkan karakter tokoh. Contohnya:

“Ki Hajar Dewantara adalah sosok yang gigih memperjuangkan pendidikan rakyat.”

  1. Penggunaan Kalimat Langsung
    Kalimat langsung berupa kutipan dari tokoh atau orang-orang terkait menambah keaslian cerita. Contohnya:

“Bung Karno pernah berkata, ‘Berikan aku 10 pemuda, maka akan kuguncangkan dunia.'”

  1. Mengutamakan Bahasa yang Informatif dan Formal
    Bahasa yang digunakan dalam biografi cenderung formal dan informatif untuk menjaga profesionalisme serta kredibilitas tulisan.
  2. Menyisipkan Kalimat Deskriptif
    Kalimat deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai latar, peristiwa, atau tokoh. Contohnya:

“Rumah kecil itu, dengan dinding kayu dan atap rumbia, menjadi saksi bisu masa kecilnya.”

  1. Menghindari Bahasa Subjektif
    Penulis biografi harus menjaga objektivitas dengan menghindari opini yang bersifat personal. Informasi yang disampaikan harus didukung oleh fakta.

Pentingnya Memahami Kaidah Kebahasaan dalam Biografi

  • Meningkatkan Kredibilitas Penulis
    Tulisan yang mengikuti kaidah kebahasaan menunjukkan profesionalisme penulis.
  • Memudahkan Pembaca Memahami Isi
    Bahasa yang informatif dan terstruktur mempermudah pembaca dalam memahami cerita tokoh.
  • Menghindari Kesalahan Interpretasi
    Penggunaan kalimat objektif membantu menjaga akurasi informasi yang disampaikan.
Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

expand_less